1. Kepadatan perforasi
Adalah jumlah perforasi per meter panjangnya. Dalam keadaan normal, untuk mendapatkan kapasitas produksi maksimum memerlukan kepadatan perforasi yang lebih tinggi, namun dalam pemilihan kepadatan perforasi, tidak dapat dibatasi untuk meningkatkan kepadatan, harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut:
Kepadatan lubang yang terlalu besar dapat dengan mudah menyebabkan kerusakan casing.
Kepadatan lubang terlalu besar dan biayanya tinggi;
Kepadatan lubang yang berlebihan akan mempersulit pengoperasian di masa depan.
Ketika kepadatan pori sangat kecil, peningkatan produktivitas terlihat jelas ketika kepadatan pori ditingkatkan. Namun ketika kepadatan lubang meningkat hingga nilai tertentu, pengaruh kepadatan lubang terhadap rasio produktivitas tidak terlihat jelas. Pengalaman menunjukkan bahwa ketika kepadatan lubang 26~39 lubang/m, kapasitas produksi akan dimaksimalkan dengan biaya terendah.
2. Diameter lubang
Merupakan parameter penting yang menunjukkan ukuran perforasi. Ukuran perforasi biasanya berkisar antara 5 hingga 31 mm (0,2 hingga 1,23 inci), tergantung pada jenis perforasi dan jumlah muatannya. Dengan jumlah amunisi yang sama, bukaan perforasi pada perforasi penetrasi dalam lebih kecil, dan pada perforasi bukaan besar lebih besar. Semakin besar jumlah amunisinya, semakin besar pula bukaan perforasinya.
Faktor lain yang mempengaruhi aperture adalah jarak antara pistol perforasi dan casing. Efek perforasi paling baik bila pistol perforasi berada di tengah lubang sumur. Dalam operasi perforasi, perlu dilakukan tindakan yang tepat untuk menjaga senjata perforasi tetap berada di tengah lubang sumur.
3. Fase
Sudut antara dua perforasi yang berdekatan disebut Sudut Fase. Fase juga berpengaruh besar terhadap produktivitas. Saat ini, ada enam fase perforasi yang umum digunakan yaitu 0°, 45°, 60°, 90°, 120° dan 180°. Dalam formasi anisotropik, produktivitas meningkat pesat ketika Sudut fase berubah dari 180° ke 0° atau 90°, tetapi produktivitas tidak banyak berubah ketika Sudut fase berubah antara 0° dan 90°.
Sejumlah besar percobaan dan aplikasi lapangan menunjukkan bahwa sumur minyak memiliki produktivitas terendah ketika fase lubang 0°. Ketika fase 120° dan 180°, kapasitas produksi berada di tengah; Sedikit lebih tinggi pada fase 45°; Ketika fasenya 60° dan 90°, kapasitas produksinya paling tinggi
4. Kedalaman penetrasi perforasi
Mengacu pada panjang saluran perforasi. Kedalaman penetrasi perforasi ditentukan oleh jenis struktur muatan perforasi dan jumlah amunisi. Tipe penetrasi dalam muatan besar, kedalaman penetrasi panjang, kedalaman penetrasi umumnya berada di kisaran 146~813mm, dan kedalaman penetrasi meningkat seiring bertambahnya amunisi. Rasio produktivitas Sumur minyak meningkat seiring dengan bertambahnya kedalaman perforasi, namun tren rasio produktivitas meningkat secara bertahap, yaitu ketika kedalaman lubang meningkat hingga nilai tertentu maka rasio produktivitas tidak akan meningkat terlalu banyak.
Waktu posting: 12 Sep-2023